Arti Persahabatan Dalam Pandangan Islam
Assalamuallaikum Wr.Wb,
“Seseorang sejalan dan sealiran dengan kawan akrabnya, maka hendaklah kamu berhati-hati dalam memilih kawan setia.” (HR. Ahmad)Maha Agung Allah yang telah menganugerahkan jiwa-jiwa persaudaraan buat seorang mukmin. Ada kebahagiaan tersendiri ketika hidup dengan banyak teman dan saudara seiman. Mungkin, itulah di antara bentuk keberkahan.
Namun, tidak semua pertemanan berujung kebaikan. Perlu kiat tersendiri agar niat baik pun menghasilkan yang baik.
Mengenali teman dengan baik
Walau pada tingkat persaudaraan, perkenalan bukan berarti sesuatu yang sudah usai. Karena kehidupan manusia tidak diam. Ia selalu bergerak, berubah, dan berganti. Termasuk pada sikap dan karakter. Boleh jadi, seseorang bisa terheran-heran dengan perubahan teman lama yang pernah ia kenal. Karena ada yang beda dalam fisik, sikap, karakter, bahkan keyakinan.
Perubahan-perubahan itulah menjadikan seorang mukmin senantiasa menghidupkan nasihat. Mukmin yang baik tidak cukup hanya mampu memberi nasihat. Tapi, juga siap menerima nasihat. Dari nasihat itulah, hal-hal buruk yang baru muncul dari seorang teman bisa terluruskan.
Mewaspadai dampak buruk seorang teman
Buruk sangka dalam pertemanan memang tidak dibenarkan Islam. Tapi, ketika ada fakta-fakta yang menyatakan tidak bagusnya seorang teman, dan nasihat sudah tidak lagi ampuh, kewaspadaan mungkin jadi jalan terakhir. Karena tidak tertutup kemungkinan, keburukan bisa menular. Paling tidak, agar tidak kecipratan air busuk temannya.
Rasulullah saw. bersabda, “Kawan pendamping yang saleh ibarat penjual minyak wangi. Bila dia tidak memberimu minyak wangi, kamu akan mencium keharumannya. Sedangkan kawan pendamping yang buruk ibarat tukang pandai besi. Bila kamu tidak terjilat apinya, kamu akan terkena asapnya.” (HR. Bukhari)
Mewaspadai tidak berarti memutus pertemanan buat
selamanya. Apalagi menyebar hawa permusuhan dan kebencian. Karena boleh
jadi, sifat buruk bisa berubah baik. Sebagaimana, baik menjadi buruk.
Kontribusi sebagai seorang teman mesti terus mengalir. Paling tidak,
dalam bentuk doa.
Selama membina dan mengembangkan
Islam, Nabi Muhammad Saw selalu menjadi sahabat dengan siapapun tak
terkecuali dengan para budak belian yang telah dimerdekakan oleh
tuannya. Dari sekian banyak sahabat, empat sahabat utama nabi yang kelak
kemudian menjadi empat orang khalifah. Nabi Muhammad Saw mengajarkan
tentang arti persahabatan. Persahabatan Nabi Muhammad Saw dengan keempat
sahabat utama dan sahabat lain, terjalin karena suatu ikatan yang kuat
yakni keimanan.
Abubakar r.a, Umar bin Khatab r.a, Ustman bin Affan r.a, dan tentu
saja Ali r.a empat sahabat yang terlampau dekat dengan Nabi Muhammad
Saw. Mereka sangat mengerti betul arti persahabatan. Arti
persahabatan yang tergambar dari persahabatan Nabi Saw dan para sahabat
terutama empat orang sahabat utama, adalah persahabatan yang tak lekang
terkena panas, tak ada pamrih dan tak pernah berniat untuk pamrih.
Semuanya berlangsung dengan dasar keimanan dan kecintaan kepada Nabi
Muhammad Saw.
Arti persahabatan dalam islam yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad
Saw dengan para sahabatnya adalah menumbuhkembangkan komitmen yang kuat,
terjalin bukan karena kepentingan tertentu, melainkan semata-mata
karena cita-cita mulia yaitu membawa umat manusia dari jaman jahiliyah menuju jaman islamiyah.
Arti persahabatan antara Nabi Saw dan para sahabatnya adalah
menyerahkan segala hidup semata-mata untuk memperjuangkan agama Islam.
Selama hidupnya antara Nabi Saw dan para sahabatnya, tak pernah
sekalipun terlibat cecok sampai meruncing menjadi salah paham dan
permusuhan.
Arti persahabatan dalam Islam terikat dengan tali yang tak akan
pernah putus. Terjalin indah dalam ridho Allah Swt. Dalam membina
persahabatan hanya satu dalam hatinya yaitu keimanan yang terhujam kuat.
Iman menjadi satu-satu pertimbangan dan tujuan ketika Nabi Saw dan para
sabatnya menjalin persahabatan.
Arti persahabatan dalam Islam adalah apa yang telah terangkum
dalam sholat. Dari mulai bacaan sampai doa, telah terangkum bahwa hidup
bukan untuk mementingkan dan kemenangan pribadi. Bayangkan doa seorang
muslim yang beriman, dalam setiap doanya selalu ditujukan untuk kaum
muslim laki-laki dan muslim perempuan. Tak peduli apakah yang diberi doa
itu mendengar atau tidak.
Ini sejatinya arti persahabatan, tetap berdoa untuk kebaikan
sahabat sekalipun sahabatnya tak pernah tahu apa yang telah
dilakukannya. Arti persahabatan dalam Islam bisa dianalogikan sebagai
satu tubuh yang utuh.
Coba bayangkan ketika kelingking jemari tangan terkena luka, maka
rasa sakit itu tak hanya dirasakan oleh kelingking jemari tangan,
melainkan akan dirasakan oleh seluruh anggota tubuh yang lain. Inilah
arti persahabatan yang sejati dalam pandangan Islam.
Persahabatan dalam Islam diikat oleh rasa kasih sayang yang berlandaskan iman dan taqwa. Arti persahabatan dalam Islam adalam membangun rasa saling cinta berdasarkan aturan Allah Swt dan contoh Nabi Muhammad Saw.